BYDULADI Sejak awal pendiriannya, Islam dimaksudkan untuk menyatukan suku-suku Arab yang tercerai-berai, membangkitkan semangat nasionalisme Arab dan mendirikan kerajaan padang pasir yang berhaluan teokratis dan imperialis. Sebelum kerajaan Islam didirikan oleh Khottam Halaby, jazirah Arab tidak memiliki pemerintahan.Setiap wilayah dipimpin oleh Faktorinilah yang menjadikan kaum Quraisy melawan, dan menentang dakwah Rasulullah saw ketika berada di Mekkah. Kaum Quraisy dengan segala caranya, menentang dakwah Rasulullah saw ketika berada di Mekkah. Upaya pertama adalah dengan membujuk Abu Thalib, yang merupakan paman Nabi Muhammad saw yang sangat disegani, sekaligus SejarahIslam: Penjelasan Paling Lengkap! – Islam adalah agama internasional terkemuka yang didirikan di Arab oleh Nabi Muhammad pada abad ketujuh Masehi. Jika diterjemahkan secara harafiah, kata Arab islam berarti “menyerah”, dan itu menjelaskan ide dasar agama Islam—bahwa orang beriman (juga dikenal sebagai seorang Muslim, dari Jadi Nation Building berbeda dengan sistem Islam yang lintas ras, suku dan bangsa. Dalam sistem Islam semua sekat rasis dan fasis dihapuskan. Karenanya, kaum Liberal sangat membenci sistem Islam yang dianggap menjadi penghalang bagi nafsu rasisme dan fasisme mereka. Itulah sebabnya, saya sebut Liberal sebagai Gembong Rasis dan Fasis. Padapermulaan Islam, kaum Quraisy belumlah mencurahkan perhatiannya untuk menentang agama Islam, mereka mengira bahwa seruan Muhammad itu hanya suatu gerakan yang tidak berapa lama tentu akan lemah dan lenyap dengan sendirinya. Akan tetapi alangkah terkejutnya mereka melihat bahwa seruan itu dengan cepat telah memasuki lingkungan SesungguhnyaAllah paling membenarkan dan memandang baik isi piagam ini. Pasal 47. Sesungguhnya piagam ini tidak membela orang zalim dan khianat. Orang yang keluar bepergian aman, dan orang berada di Madinah aman, kecuali orang yang zalim dan khianat. Allah adalah penjamin orang yang berbuat baik dan takwa. Nafsukaum Quraisy Mekah untuk mematahkan semangat perjuangan nabi Muhammad SAW sangat besar, sehingga mereka mengutus Amr b. Ash dan Amr b. al-Walid untuk memohon kepada al-Najasyi agar pelarian dari Mekah itu dikembalikan dengan alasan bahwa mereka adalah pengacau agama dan perusak kekeluargaan serta kehormatan Quraisy. Tuesday 18 Ramadhan 1443 / 19 April 2022. Menu. HOME; IQRA Kajian Alquran; Doa; Hadist; Khutbah Jumat; NEWS . 5 Alasan Kafir Quraisy Menolak Islam – Muhammad diangkat menjadi seorang nabi dan rasul pada saat usianya 40 tahun 610 M . Sejak saat itu, Rasulullah mulai gencar mendakwahkan Islam. Mulanya dengan cara diam-diam dan sembunyi-sembunyi hingga kemudian dengan terang-terangan. Awalnya ia hanya mengajak saudra-saudara untuk memeluk islam. Kemudian merambah ke masyarakat mekkah secara luas. Rasulullah mendakwahkan Islam di mekkah selama 13 tahun 610-622 M sementara di Madinah 10 tahun. Total 23 tahun Rasulullah mensyiarkan Islam ke seluruh jazirah Arab. Puncak dakwanya adalah saat Fathu mekkah, dimana Rasulullah dan kaum Muslim berhasil menaklukkan kota mekkah pada 11 januari 630 M 10 ramadhan 8 H. Baca Juga Contoh Tauhid Rububiyyah Pahami 5 Alasan Kafir Quraisy Menolak Islam Yang Harus Diketahui Ada 5 motif mengapa kafir quraisy menentang ajaran nabi Muhammad, yaitu 1. Pengaruh dan kekuasaan Para kafir menolak dakwah Islam yang dibawa Rasulullah karena takut pengaruh dan kekuasaan yang mereka miliki akan hilang. Diantaranya yang menolak Islam karena motif ini adalah Abu lahab, Ummu Jamil, Al- walid bin Al- Mughirah, Uthbah bin rabi’ah, Al- Harits bin Qais, al-sahmi, dan Abdullah bin ubay bin salul. 2. Ekonomi dan status sosial Menentang Rasulullah karena faktor ekonomi dan status sosial. Mereka khawatir jika memeluk agama Islam, maka ekonomi dan status sosial yang selama ini melekat pada mereka akan memudar. Umayyah bin Khalaf Al- jumahi adalah satu dari mereka yang menentang dakwah Rasulullah karena motif ini. 3. Setia kepada agama nenek moyang Para kafir tidak sudi dan tidak rela memeluk Islam. Mereka berkeyakinan bahwa agama yang benar dan lebih baik adalah agama nenek moyang mereka, yaitu menyembah berhala, bukan Islam. Dan yang memiliki motif seperti ini adalah Abu jahal Dan Al-Ash bin Wail. Baca Juga Doa Pengampunan Dosa 4. Iri, Dengki Dan Angkuh Ada juga yang iri dengki ketika Rasulullah diangkat menjadi nabi. Karena menurutnya yang pantas menjadi nabi adalah dirinya. Al-walid bin Al-mughirah Dan Musailamah Al-kadzdzab adalah orang yang menyatakan hal demikian. 5. Tidak percaya ajaran Islam Menentang dakwah Rasulullah karena tidak percaya pada ajaran Islam. Misalnya Ubay bin Khalaf Dan Al-Ash bin wail. Mereka tidak percaya dengan adanya kebangkitan. Mereka beranggapan kebangkitan setelah mati adalah pemikiran yang tidak logis dan menganggap itu khayalan belaka. Baca Juga Penerbit Alquran Tertarik untuk memesanan alquran atau buku-buku islam di Penerbit Jabal? Silahkan buka website kami Selanjutnya, sampaikan kebutuhan pesanan Anda kepada admin kami. Kontak Penerbit Jabal HP/WA 0853 1512 9995/ 0878 2408 6365Telp/Fax 022-7809282Email penerbit_jabal Jl. Desa Cipadung No 47 Cibiru Bandung Jawa Barat, Indonesia Baca Artikel Lainnya 11 Manfaat Membaca Al Quran Adab Tilawatil Quran Yang Benar Cara Cepat Membaca Al Quran Biografi Abu Hurairah Biografi Ali Bin Abi Thalib Biografi Bilal Bin Rabah Biografi Umar Bin Khattab Biografi Utsman Bin Affan Biografi Zaid Bin Tsabit Isi Kandungan Surat Al-Maidah Ayat 48 Isi Kandungan Surat Al-Luqman Ayat 13-14 Kandungan Quran Surat Ar Rahman Ayat 1-4 Keutamaan Mengkhatamkan Al Quran Makna Jihad Dalam Al Quran Mempelajari Kehidupan Nabi Muhammad Menutup Aib Diri Sebagai Nikmat Terbesar Penerbit Alquran Percetakan Yasin Waktu Terbaik Khusyu Membaca Al Quran Muhammad diangkat menjadi seorang nabi dan rasul pada saat usianya 40 tahun 610 M. Sejak saat itu Rasulullah mulai gencar mendakwahkan Islam. Mulanya dengan cara diam-diam dan sembunyi-sembunyi kemudian dengan terang-terangan. Awalnya ia hanya mengajak saudara-saudara untuk memeluk Islam, kemudian merambah ke masyarakat Makkah secara luas. Rasulullah mendakwahkan Islam di Makkah selama 13 tahun 610-622 M. Sementara di Madinah 10 tahun. Total sekitar 23 tahun Rasulullah mensyiarkan Islam ke seluruh jazirah Arab. Puncak dakwahnya adalah saat Fathu Makkah dimana Rasulullah dan kaum Muslim berhasil menaklukkan kota Makkah pada 11 Januari 630 M 10 Ramadhan 8 H. Namun siapa sangka meski dilengkapi dengan mukjizat, dalil, dan tanda-tanda yang terang dari Allah, masih banyak orang yang menolak dakwah Rasulullah. Bahkan menentangnya. Lalu sebetulnya apa yang menyebabkan mereka menolak dan menentang dakwah Islam Rasulullah?Merujuk buku Para Penentang Muhammad saw., setidaknya ada lima motif mengapa mereka menentang dakwah Rasulullah. Pertama, pengaruh dan kekuasaan. Para kafir menolak dakwah Islam yang dibawa Rasulullah karena takut pengaruh dan kekuasaan yang mereka miliki akan hilang manakala menjadi pengikut Rasulullah. Diantara yang menolak Islam karena motif ini adalah Abu Lahab, Ummu Jamil, Al-Walid bin Al-Mughirah, Uthbah bin Rabi’ah, Al-Harits bin Qais al-Sahmi, dan Abdullah bin Ubay bin Salul. Kedua, ekonomi dan status sosial. Mereka menentang Rasulullah karena faktor ekonomi dan status sosial. Mereka khawatir jika memeluk agama Islam, maka ekonomi dan status ekonomi yang selama ini melekat pada mereka akan memudar. Umayyah bin Khalaf Al-Jumahi adalah satu dari mereka yang menentang dakwah Rasulullah karena motif ini. Ketiga, setia dengan agama nenek moyang. Para kafir tidak sudi dan tidak rela memeluk Islam. Mereka berkeyakinan bahwa agama yang benar dan lebih baik adalah agama nenek moyangnya, yakni menyembah berhala, bukan Islam. Mereka menilai Islam bertentangan dengan agama nenek moyangnya. Diantara yang memiliki motif seperti ini adalah Abu Jahal dan al-Ash bin Wail. Keempat, iri, dengki, dan angkuh. Ada juga yang iri dan dengki kalau Rasulullah yang diangkat menjadi seorang nabi dan rasul. Menurutnya, yang pantas dan berhak menerima risalah kenabian adalah dirinya, bukan Muhammad. Al-Walid bin Al-Mughirah dan Musailamah Al-Kadzdzab adalah orang menyatakan hal demikian. “Wahai Muhammad, jika kenabian nubuwwah itu benar, tentu orang yang berhak mendapatkannya adalah aku, bukan engkau. Sebab, aku lebih tua dan lebih kaya daripada dirimu,” kata Al-Walid bin halnya dengan Amr bin Abd Wudd. Ia merasa tidak layak menjadi pengikut seorang yang usianya jauh lebih muda darinya. Ditambah, Amr bin Abd Wudd adalah mantan seorang kesatria pada jaman jahiliyah. Pada saat Muhammad diangkat menjadi nabi, Amr bin Abd Wudd berumur sekitar 100 tahun. Sementara, Salam bin Misykam, Ka’ab bin Asad, Huyay bin Akhthab, dan Ka’ab bin Al-Asyraf menolak dakwah Rasulullah karena dengki. Mereka dengki karena nabi yang diutus Allah dari bangsa Arab, bukan dari kalangan mereka, Yahudi. Adapun Sallam bin Abi Huqaiq memendam kebencian dan kedengkian karena Rasulullah berhasil menyatukan kabilah Aus, Khazraj, dan kabilah Arab lainnya. Kelima, tidak percaya ajaran Islam. Mereka menentang dakwah Rasulullah karena tidak percaya dengan ajaran-ajaran Islam. Misalnya Ubay bin Khalaf dan al-Ash bin Wail. Mereka tidak percaya dengan adanya hari kebangkitan. Mereka berkeyakinan bahwa kebangkitan setelah kematian adalah sesuatu yang tidak logis dan menganggap hal itu khayalan belaka. Bagi mereka, kehidupan hanya ada di dunia ini saja. Begitu pun dengan Syaibah bin Rabiah, seorang Nasrani. Ia tidak percaya dengan kenabian dan kerasulan Muhammad. Bahkan, ia menuduh Muhammad sebagai seorang dukun. A Muchlishon Rochmat Jakarta - Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang jujur, cerdas, hingga dijuluki al amin dari penduduk Mekah. Namun, semua itu tidak lantas membuat dakwah Rasulullah SAW pada periode Mekah berjalan mulus. Beliau harus menemui berbagai bentuk penolakan ajaran Islam dari kaum satu sebab kaum Quraisy menolak ajaran Islam adalah perasaan sombong dan tinggi hati mengikuti kebesaran Allah SWT dan rasulNya. Sebab itu mereka mengambil sikap opsisi dan menentang ajaranNya. Sebagaimana dikutip dari buku Tafsir al-Munir Jilid 12 Aqidah, Syariah, Manhaj Juz 23-24 Yaasiin-Fushshilat karya Prof. Dr. Wahbah yang dilontarkan oleh sebagian besar tokoh Quraisy dimulai dari menuduh Rasulullah gila dan tuduhan lainnya, melakukan intimidasi pada pengikut beliau, hingga melakukan berbagai propaganda untuk menghentikan dakwah Nabi Muhammad SAW."Mereka melakukan berbagai propaganda untuk menghentikan kegiatan Nabi Muhammad dan kaum muslimin yang terus bertambah. Seperti melakukan penghujatan, caci maki, pemboikotan, dan sebagainya," tulis Prof. Dr. Wahbah penjelasan rinci mengenai sebab-sebab kaum Quraisy menolak ajaran Islam yang dibawa oleh Rasulullah SAW sebegitu kerasnya dapat disimak dalam tulisan Ketakutan kehilangan kekuasaanKaum kafir Quraisy tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu, terjadi perebutan kekuasaan antar suku. Mereka menganggap, mengikuti ajaran Nabi Muhammad artinya sama dengan mengakui kekuasaan beliau."Mereka menganggap bahwa dengan mengikuti ajaran Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim," tulis khmad Saufi dan Hasmi Fadillah dalam buku Sejarah Peradaban Keengganan hilangnya status sosialSaat itu, masyarakat Quraisy hidup dalam penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta, mulai dari kaum majikan hingga budak. Budak adalah kasta terendah bagi mereka. Sebab, budak bisa diperjualbelikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak itu, pada umumnya para pembesar kaum Quraisy memiliki status sosial yang tinggi. Mereka merasa keberatan bila status sosial mereka disejajarkan dengan yang belakang dengan ajaran Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Islam mengajarkan manusia untuk saling menghargai satu sama lain. Hal ini pun menjadi salah satu sebab kaum quraisy menolak ajaran Takut kehilangan mata pencaharianOrang kafir Quraisy adalah masyarakat penyembah berhala. Sebab itu, membuat berhala merupakan mata pencaharian mereka saat itu. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat, dan Hubal kemudian menjualnya kepada orang-orang yang mengunjungi Ka'bah sebagai itu, Islam melarang manusia untuk menyembah selain Allah SWT. Bila kaum Quraisy mengikuti ajaran Islam, mereka khawatir akan kehilangan mata pencaharian utama mereka sebagai pembuat patung Taklid kepada nenek moyangKaum Quraisy telah memegang penuh segala adat istiadat, kepercayaan, dan agama yang diwarisi leluhur mereka. Sebab itu, para pembesar kaum mereka menganggap ajaran Nabi Muhammad SAW sebagai kepercayaan dan agama baru yang harus ditolak."Mereka tetap berpegang teguh kepada adat istiadat, tradisi, dan sistem kepercayaan dan agama yang telah mereka warisi secara mendarah daging dari nenek moyang mereka," tulis Prof. Dr. H. Faisal Ismail, dalam Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik Abad VII-XII M.Setidaknya, 4 sebab itu yang membuat kaum quraisy menolak ajaran Islam dari Rasulullah SAW. Mereka menyadari bahwa kemenangan agama baru itu berarti kehancuran bagi agama berhala mereka hingga hilangnya kekayaan dan kekuasaan pengawasan terhadap rumah suci Ka'bah. Simak Video "Sholawat" [GambasVideo 20detik] rah/row - Nabi Muhammad dilahirkan dari sebuah klan yang biasa disebut Bani Hasyim. Nama ini dinisbatkan kepada primus inter pares klan, yaitu seseorang bernama Hasyim. Secara silsilah Hasyim merupakan kakek buyut Nabi lagi ke cabang atas keluarganya, Hasyim adalah putra Abdul Manaf, seseorang yang sangat dihormati di Makkah. Sementara ayahanda Abdul Manaf, Qusai, seturut beberapa sumber tradisional, berasal dari sebuah lembah di Makkah yang paling dekat dengan tempat peribadatan kemungkinan besar Kakbah. Maka nama genealogis Nabi Muhammad bisa dijabarkan sebagai berikut Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qusai—seperti sering kita dengar dalam acara Maulid Nabi di Hasyim merupakan bagian dari suku Quraisy. Suku ini diperkirakan menetap di Makkah sejak pertengahan abad ke-5. Sumber-sumber tradisional Arab menyatakan asal-usul suku Quraisy bisa dilacak dari seseorang bernama Fihr bin Malik yang diperkirakan hidup pada abad ke-3. Qusai adalah keturunan ke-6 dari Fihr. Hampir semua sumber tradisional Islam dari abad pertengahan sepakat Qusai adalah orang yang menyatukan suku Quraisy yang terpecah belah sepeninggal Fihr. Sejarawan Peters dalam Muhammad and the Origins of Islam 1994 16 menegaskan hal itu. “Sementara itu para keturunan Ismail tersebut, yang dinamakan Quraisy, pada umumnya hidup tersebar dalam pemukiman yang terserak’ … semua sumber menyebut bahwa Qusai adalah orang pertama dari bani Kinanah yang meraih kepemimpinan, dan yang menyatukan sukunya, Quraisy,’” tulis Peters. Qusai kemudian menjadi sangat disegani dan mendapat tempat terhormat di kalangan suku Quraisy. Apalagi ia punya pengalaman berkelana yang cukup panjang. Menurut beberapa legenda, Qusai telah melakukan perjalanan ke Suriah dan membawa berhala Lata, Uzza, serta Manat ke Makkah. Di kota itu dia menabalkan dewa Hubal sebagai sesembahan dan memasang patungnya di Quraisy Mengambil Alih Sebagaimana diceritakan Karen Armstrong dalam Muhammad Sang Nabi Sebuah Biografi Kritis 2011 71, suku Quraisy kemudian berhasil mengambil alih Kakbah dari tangan suku Khuza’ah yang bertahun-tahun menjadi penjaga “rumah suci” itu dan dianggap gagal menjalankan amanat leluhur. Konon orang-orang Quraisy berhasil mengusir para Khuza’ah lewat “kampanye yang menggabungkan tipuan dan kekuatan.”Sejak itu mereka semakin kuat. Pada saat bersamaan arus perdagangan di Makkah juga kian meningkat. Kota ini memang tidak ideal bagi produksi pertanian, tapi sangat strategis sebagai kawasan niaga. Daya tarik Kakbah sebagai pusat ziarah spiritual turut berandil memajukan perekonomian kota. Dalam kata-kata Armstrong, “[Kakbah] menciptakan suatu iklim yang amat menyenangkan untuk perdagangan” hlm. 72. Suku Quraisy juga berhasil menjaga kota Makkah tetap stabil. Para elite Quraisy menjalin kerja sama dan membangun persekutuan dengan beberapa suku badui penggembala di sekitar Makkah. Dengan aliansi itu, para saudagar dan peziarah terjamin keamanannya. Paling tidak, mereka bisa terbebas dari penyerbuan atau penjarahan yang kerap dilakukan suku-suku badui di semenanjung Arab. Reputasi Quraisy, karena itu, semakin melejit di antara suku-suku besar lain di jazirah Arab. Hampir tidak ada suku yang berani mengganggu Makkah dan mereka biasanya segan untuk berperang melawan Quraisy. Dengan faktor-faktor tersebut, Makkah di bawah kendali para keturunan Qusai menjadi entitas politik non-kerajaan terkuat di semenanjung Arab. “Menanamkan sifat kenegarawanan yang cerdik dan penuh perhitungan, yang disebut hilm, suku Quraisy menjadi kekuatan terbesar di Arabia selama abad ke-6,” lanjut Armstrong. Tapi sekuat apapun mereka, Makkah tetaplah hanya sebuah kota dan bukan kerajaan negara. Bahkan secara politik mereka pun sangat terfragmentasi. Tidak ada klan yang amat dominan dan masing-masing klan saling berebut pengaruh serta berlomba-lomba mengejar kekayaan. Sementara di sekelilingnya, ada tiga imperium yang bisa menerkam kapan saja. Hal itu membuat suku Quraisy sangat berhati-hati dalam melakukan langkah-langkah politik. Apalagi setelah Abrahah dan pasukannya hampir menyerbu Makkah. Maka, dalam kondisi macam itu, di masa kelahiran Nabi Muhammad, hasrat politik suku Quraisy cuma satu mempertahankan independensi Makkah sembari terus menumpuk pundi-pundi kekayaan.==========Pada Ramadan tahun ini redaksi menampilkan sajian khusus bernama "Tarikh" yang ditayangkan setiap menjelang sahur. Rubrik ini mengambil tema besar tentang sosok Nabi Muhammad sebagai manusia historis dalam gejolak sejarah dunia. Selama sebulan penuh, seluruh artikel ditulis oleh Ivan Aulia Ahsan Redaktur Utama dan pengajar di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia, Jakarta. - Sosial Budaya Penulis Ivan Aulia AhsanEditor Irfan Teguh JAKARTA— Bangsa kaum Quraisy memiliki keistimewaan seperti disebutkan dalam surah al-Quraisy. Keistimewaan ini terkait dengan sejarah panjangnya sejak masa Nabi Ibrahim dan putranya Nabi Ismail AS yang berhasil membangun rumah Allah SWT Ka'bah. Syekh Ahmad Syakir dalam Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, menyebutkan beberapa keistimewaan bangsa Quraisy, di antaranya negara yang aman untuk tempat tinggal suku Quraisy, kemuliaan kaum dan penduduk Makkah di antara manusia lain, tempat berdirinya Ka'bah, dan penghormatan manusia kepada bangsa Quraisy. Kemuliaan suku Quraisy juga digambarkan dalam hadis Rasulullah saw, yang mengatakan, "Sesungguhnya Allah telah memilih Ismail menjadi anak Ibrahim dan Dia telah memilih keturunan Kinanah menjadi keturunan Ismail dan Dia telah memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan Dia telah memilih Hasyim dari Quraisy, dan Dia telah memilih aku dari keturunan Hasyim." HR at-Turmudzi dari Watsilah bin al-Asqa. Selain itu, dalam hadits lain disebutkan, "Dari Anas RA, Nabi saw bersabda, "Para imam pemimpin itu dari Quraisy. Jika mereka memerintah, mereka adil. Jika berjanji, mereka memenuhinya, dan jika mereka diminta belas kasihan, mereka akan berbelas kasih. Siapa saja di antara mereka yang tidak berbuat demikian, maka dia akan mendapatkan laknat Allah, laknat para malaikat, dan laknat seluruh manusia. Tidak dapat diterima taubat dari mereka dan tidak diterima pula tebusan azab dari mereka." HR. BUkhari dalam Al-Anbiya', Abu Daud, dan Imam Ahmad. Karena itulah, dengan keistimewaan tersebut, Allah memerintahkan kaum Quraisy untuk mensyukuri seluruh anugerah-Nya dengan hanya menyembah Allah. Perintah ini terdapat dalam penggalan ayat terakhir surah al-Quraisy. BACA JUGA Update Berita-Berita Politik Perspektif Klik di Sini